Kamis, 07 Mei 2009

Cara efektif mengatasi siswa bandel?????

Menjadi sosok guru yang dapat digugu lan ditiru ternyata bukan perkara mudah.Dalam beberapa tahun terakhir ini, banyak kritik dan saran bagi sekolah terutama bagi guru yang datang dari orang tua murid. Kebanyakan dari mereka melaporkan ketidak puasan dari hasil belajar anaknya. Hasilnya, yang kena marah dan dituduh tidak becus mendidik adalah Bapak dan Ibu Gurunya di sekolah.
Ada banyak anak dengan beragam karakter yang telah dibawa sejak lahir. Bahkan karakter yang dimiliki itu adalah hasil dari didikan orang tua mereka di rumah. Tidak sedikit juga anak yang dapat diatur dam menurut dengan apa yang disarankan oleh gurunya di sekolah. Anak-anak yang semacam ini hampir semuanya tidak memiliki masalah. Baik secara akademik maupun perkembangan mental.Berbeda dengan anak-anak yang susah diatur, setiap hari menguras tenaga bapak dan ibu guru hannya untuk menyuruhnya diam dan duduk manis di tempat duduk. Namun, perintah itu tidak diindahkan oleh si anak, kecuali dengan sikap tegas. YAng ujung-ujungnya menghasilkan protes dari wali murid.
Sikap protes yang dilontarkan wali murid pada pihak sekolah, seolah-olah nenunjukkan bahwa segala kenakalan anak tersebut berasal dari ketidak piawaian guru dalam mendidik. Ketika anaknya diberi tindakan keras, yang timbul adalah predikat guru jahat dan guru ringan tangan. Namun, ditangani dengan halus dan lemah lembut si anak malah ngelunjak dan semakin tidak tahu aturan.
Akhirnya, ada satu cara yang diusulkan, yakni orang tua si anak yang memang nakalnya sudah luar biasa, diajak bersekolah (menunggui si anak dari awal masuk sampai pulang sekolah). Cara ini ternyata efektif untuk memberitahukan kepada orang tua bahwa kenakalan anak di sekolah tidak semata-mata kesalahan atau kelalian guru dalam mendidik.Tidak jarang wali murid yang menyaksikan kenakalan anaknya dengan mata kepala sendiri, merasa malu luar biasa.
Menyikapi hal ini. Saya sering merasakan kebingungan yang luar biasa. Banyak orang tua yang mengatakan Gurunya tidak becus dalam mengajar dan sebagainya. Namun pada kenyataannya si Anaklah yang tidak dapat diberi pendidikan secara normal. Mengatasi siswa bagaimana ya? adakah solusi tapi tidak menyakiti siapapun dan pihak manapun?

2 komentar:

  1. Kalo aq sih:
    1. Buat komitmen di awal (misalnya u/ mata pelajaran bahasa Inggris disepakati bahwa pada akhir semester mereka harus memiliki satu buah buku tulis isi 58 lembar yang di dalamnya memuat gambar-gambar dengan sedikitnya 5 kalimat dalam bahasa Inggris).
    2. Untuk memantau kemajuannya setiap minggu disepakati harus sudah ada 3 buah gambar dengan 5 kalimat.
    3. Bagi siswa yang tidak mengerjakan diminta push-up atau squad jump

    BalasHapus
  2. Pa kalo boleh,Exskul basket di mtsn 1 model masukan ke daftar link jga.....
    ini alamatnya pak :
    http://rinaldimadani.blogspot.com

    BalasHapus